Senin, 10 Oktober 2011

Jika Bagian Tubuhmu Bisa Berbicara

Pada suatu hari ada seorang pria yang ingin pergi ke sebuah pesta. Karena tidak ditentukan dress-code-nya, ia menggunakan pakaian yang menurutnya bagus. Ia memutuskan untuk mengenakan Hem press body, levis hitam pensil yang sangat ketat, dan sepatu hitam tanpa meggunakan kaos kaki. Mungkin terliat modis, tapi dibalik semua itu ada yang mengeluh. Mengeluh terhadap pakaian pria itu. Bukan orang-orang di sekitarnya, melainkan bagian-bagian tubuhnya!

"Aduh aku susah digerakkan, tidak leluasa", ucap Lutut dan Selangkangan.
"Iya nih, aku juga tidak nyaman, terlalu panas! ia selalu malas menggunakan kaos kaki dan itu membuatku gerah juga berkeringat", tambah si kaki.
"Hei kalian yang dibawah, sama nih aku juga kurang nyaman, si Ketiak susah digerakkan, dan tidak ada sirkulasi udara, jadi basah", saut badan. 
"Aduh ketiak, kamu kok bau sekali, di bawah kecium nih", ungkap kaki.
"Diam saja kamu ki, kamu juga mulai bau kok!", sindir Ketiak kepada Kaki.
Mereka semua mengeluh akibat ketidak nyamanan mereka.

"Psssttt...sudah, sudah, jangan ribut, nanti juga kita akan kembali ke rumah, dan ia akan menggunakan pakaian yang longgar", ukap ketiak.
"Huh, aku tau kita akan pulang, tapi aku udah nggak tahan, iyakan ki?" jawab lutut.
"Bener tuh kata lutut, sampai kapan kita harus bersabar untuk kepenantan dan kesumpekan ini" tambah kaki.
"Ada benarnya juga yang dikatakan ketiak, kalau kita terus mengeluh, malahan kita akan semakin basah", kemudian selangkangan membela ketiak.
Begitulah kelanjutan kegaduhan mereka karena keadaan mereka.

3 jam berlalu, pria itu masih belum juga pulang. Merekapun mencoba untuk diam dan bersabar, namun bukan keringat semakin basah. Mereka tetap bertahan, mencoba diam dan menenangkan diri. Sampai akhirnya, "Huaaaaaaaaaaa...panas, aku sudah tidak tahan, aku ingin bebas-aku ingin melepas kepenatan ini", sikaki menangis, dia memang sudah tidak sabar lagi.
"Sudah, sudah, sabar!"
"Cup..cup.. kaki, jangan nagis, disini kita sama-sama gerah, jangan menangis dong"
"Iya ki, kalau kamu menangis malah tambah basah tauk", jawab Ketiak, Selangkangan, dan Lutut beruntun. "Pokoknya aku mau pulang TITIK" jawab kaki sambil mengeraskan tangisannya.

Sampai akhirnya,
"Hey..hey lihat, kita sudah mau pulang, kita pulang! Kalian tidak akan gerah lagi!", teriak tubuh bagian atas. "Terima kasih atas info yang bagus itu ya", jawab selangkangan. Ternyata, info tadi membuat tangisan kaki mereda. Ia tidak menangis kembali. Ia mulai tersenyum.
"Asyik, asyik, ayik, aku akan bebas" seriak kaki kegirangan.
"Teman-teman sebentar lagi kita akan bebas!", lanjut nya. "Akhirnya kita sampai rumah!", teriak tubuh bagian atas.

Kemudian pria itu mulai masuk rumah, dan melepas sepatunya.
"Yihaaa, aku bebas, aku bisa menghirup kesegaran ini!" girang si kaki.
Kemudian, setelah sepatu dilepas, kemudian pria itu melepas semua bajunya dan mandi membersihkan semua keringat yang menempel di bagian tubuhnya.
"Asyik, kita bebas dan segar kembali" teriak Lutut.
"Iya, kita kembali segar" saut krtiak dan selangkangan.
"Setelah mandi, aku berharap dia memakai celana yang longgar agar aku bisa leluasa bergerak", kata selangkangan.
"kalau bisa celana pendek, biar aku tetap bebas" saut lutut.
"Weits aku juga pengen dia pakai baju yang longgar, agar bisa ada sirkulasi udara, dan aku pun tidak basah".
Itulah Ucapan-ucapan kegembiraan mereka, yang telah bebas. Mereka sangat senang, dan berharap tidak dipakaikan dengan baju/celana yang terlalu press badan, mereka ingin yang biasa saja, yang longgar, agar ada sirkulasi udara.

Dari sini kita bisa diajarkan banyak hal, mulai dari bersabar. Kita harus bisa bersabar dalam kondisi apapun terutama saat kita dalam kondisi yang susah. Selain itu kita diajari untuk berpakaian yang sewajarnya saja. Mengikuti trend mode boleh saja asal jangan menyakiti bagian tubuh kita. Itu hanya membuat kita tidak nyaman dan juga membuat seluruh tubuh kita tidak nyaman juga. Sekian cerita dari saya, saya berharap apa yang diajarkan dari cerita ini bisa di-cam-kan dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata.


~tamat~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar